Sabtu, 07 Juli 2012

Elegi Yang Terganti Dengan Sayap Bidadari






(tulisan nyokap gue yang sebelum post ini,gue bales seperti ini, saat dia udah tiada)

Lorong waktu dan dimensi ruang kita sudah berbeda
Denan kini masih setia menemani himpitan dalam dunia yang sangat fana.
Kini kau telah mencapai suatu proses titik kesempurnaan, dimana kau melihat kita tertawa dari indahnya surga.



Hanya senyum pelik penuh kepedihan yang tersisa bahwa kau telah tiada.
Bulir air mata kesedihan menetes, melepas kepergian Ibu yang sangat denan sayang.



Ibu..... sudah teramat banyak kau telah meninggalkan catatan indah, manis, serta pahit.
Disaat aku masih berkutat mengenakan seragam SMA lusuhku ini, kau harus tega meninggalkanku lebih dulu, sementara aku belum sempat menanggalkannya dari kehidupanku.



Terselip di benakku harapan akan berjumpa kembali disurga kelak yang takan lama lagi aku pun menyusulmu disana.

Kerinduan sosok Ibu masih tebal menyelimuti, namun Ibu telah pergi untuk kehidupan yang abadi dan bertemu Tuhan pencipta bumi.
Kerinduan serta elegi mendalam yang kerap menerpa ketika kau tak lagi ada, Pelita harapan, cahaya hidup, malaikat pelindung itulah sosok dirimu dimataku.



Aku memang tak mengharapkan sapaan bulan, sunyi sepi suara ini tak sanggup lagi aku melontarkan kesedihan.
Aku tersudut!! ketika mereka terus memicingkan mata, menatapku dan dengan mudahnya hanya berkata bahwa aku harus sabar!



Kini disekitar aku melihat pohon-pohon melambai, bintang -  bintang berbisik seakan terus menggunjingku bahwa aku telah sendiri.



TIDAK!!! aku tidak sendiri aku masih memiliki Allah, bahkan Ayah serta Kakak dan Adik yang kerap akan menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
tidak ada kejadian yang harus disesali dan diratapi, karena memang begitulah dinamika kehidupan sebagaimana semestinya.

Semua itu adalah takdir-Nya
Semua itu adalah kehendak-Nya
kita hanya menjalankan peran sebagaimana semestinya, pasti ada hikmah dibalik semua tirai kepedihan.
tinggal aku belajar bersabar dan bersyukur dalam menghadapinya. Jalanku masih panjang tuk menggapai ambisi, impian dan cita-cita.



Terimakasih kau telah rela mengandungku serta membesarkanku sampai aku dapat melihat dan merasakan sejuknya angin pegunungan.
Terimakasih telah membiarkan hangatnya dekupan pelukmu.
Terimakasih sekarang aku mengetahui cara yang tepat dalam menentuka arah hidupku kedepan dan kau selalu berkata bahwa "Didepan selalu ada harapan,gapailah"
Selamat jalan Ibuku tercinta Denan ,bapak , kakak, afdhal memang rindu melihat senyum Ibu, marahnya Ibu, Kasih sayang ibu. semoga khusnul khotimah dan berada disisi Allah SWT serta tinggal disurga sesuai yang diharapkan ibu semasa hidup.




"Ibu bilang waktu awal sakit bahwa ibu harus liat denan wisuda,tapi semua allah yang ngatur apa boleh buat kemarin denan wisuda sendiri karena bapak sibuk dikantor,sekarang denan udah keterima di UI bu,kampus yang denan damba dambakan kampus impian denan,terimakasih sekali lagi untuk doanya ketika ibu masih ada."

0 comments:

Posting Komentar